Disadari atau tidak bahwa dunia ini sedang memasuki masa krisis energi. Semua negara di dunia ini berlomba-lomba memasok sumber-sumber energi baik dari produksi negaranya sendiri maupun mengimpor dari negara lain. Bahkan energi sudah menjadi subjek utama dari sebagian konflik dunia seperti yang terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Sedemikian kritisnya kondisi ini sehingga opsi berbahaya seperti PLTN mulai dilirik banyak negara. Lalu bagaimana kondisi Indonesia?
Sudah sejak lama Indonesia keluar dari anggota OPEC, hal ini berarti cadangan energi fosil Indonesia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Cepat atau lambat akhirnya Indonesia harus menggunakan energi dari nuklear untuk memenuhi dan mengimbangi perkembangan konsumsi energi Indonesia. Indonesia merupakan negara besar namun patut disayangkan bahwa jaringan listrik yang patut dibanggakan hanya Interkoneksi Jawa-Bali. Diluar jaringan ini rasio elektrifikasi masih rendah antara 60%-80% bahkan masih dijumpai kasus pemadaman bergilir atau bahkan listrik hanya ada pada jam tertentu saja dalam sehari. Hal ini berarti saudara-saudara kita diluar Jawa-Bali masih beraktifitas tanpa cahaya lampu pada malam hari. Peralatan elektronik yang berdaya besar tidak akan berfungsi di luar Jawa, jika beroperasi maka hasilnya tidak optimal atau bahkan kemungkinan merusak peralatan tersebut karena rasio elektrifikasi rendah.
Mungkin kita atau Anda yang membaca tulisan ini sudah menikmati fasilitas listrik PLN dengan layak. Maka, cobalah hidum sehari tanpa listrik, mungkin Anda akan kesulitan berkomunikasi, kesulitan usaha dan belajar dan lain-lain. Untuk itu, mari kita melakukan gerakan hemat energi dan melakukan audit energi untuk kediaman masing-masing agar selain upaya hemat uang juga agar PLN berkonsentrasi melakukan pembangunan pembangkit di luar Jawa.
Menurut EECCHI sekitar 80% pemborosan energi terjadi karena faktor kesalahan dan kebiasaan manusia. Maka pertama-tama mulailah dengan mengubah pandangan dan persepsi kita akan energi. Bukan berarti siapa yang mempunyai uang bebas mengkonsumsi energi listrik namun listrik adalah hak setiap orang. Gunakan listrik dengan bijak sesuai kebutuhan agar Saudara kita di luar Jawa dapat segera menikmati listrik. Kita harus paham bahwa listrik bagaikan pedang bermata dua, listrik bagaikan sumber kehidupan dan kemakmuran namun disisi lain pembangkitan listrik menimbulkan polusi lingkungan yang tidak kecil.
Mulailah hidup sehat maka secara otomatis Anda akan hemat energi. Mungkin sebagian orang suka olah raga maka secara otomatis aktifitas olahraga dilakukan diluar ruangan dan konsumsi energi nol. Ada yang hobi bersepeda, ketika bersepeda maka aktifitas dilakukan di luar ruangan sehingga tidak ada konsumsi daya untuk AC, TV, Play Station dll. Makan sehat juga dapat menghemat energi, seperti memilih bahan makanan segar daripada kalengan. Bayangkan produksi makan kalengan ini mengalami proses yang panjang dan secara otomatis tiap kaleng sudah mengkonsumsi banyak energi listrik daripada makanan segar.
Belakangan ini banyak sekali program hemat energi seperti konfersi minyak tanah ke LPG dan proyek transportasi masal seperti BUSWAY. Anda mungkin bisa mensukseskan program ini atau mencoba melakukan program mandiri seperti menggunakan lampu hemat energi dan memberi stiker peringatan hemat energi. Program mandiri itu mungkin menginspirasi orang lain dan semakin menyebar. Jika sudah terbentuk suatu komunitas bukan tidak mungkin untuk melakukan kampanye hemat energi hingga mencakup seuruh eilayah Indonesia.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar