BIKE TO WORK AND PUBLIC TRANSPORTATION



Menurut EECCHI konsumsi energi untuk transportasi di Indonesia sekitar 40,6%, peringkat ke dua setelah sektor industri. Masalah utama transportasi di Indonesia adalah transportasi publik tidak efektif dan terpelihara sehingga masyaraat cenderung menggunakan tranportasi pribadi. Jika pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat dan tidak diimbangi pertumbuhan suatu saat akan terjadi seperti di Jakarta. Sekarang ini pertumbuhan pelebaran jalan sebagai solusi menjadi semakin sulit dan mustahail karena pendanaan dan sulitnya pembebasan lahan. Solusi yang masuk akal adalah dengan transportasi publik yang nyaman dan menjangkau seluruh wilayah.
                Transportasi di Jakarta sudah sedemikian parah sehingga setiap pengembangan jenus transportasi publik menjadi kontrofersi. Seperti pembangunan Bus Way yang memakan jalan umum, penggantian sistem kereta api yang menimbulkan kebingungan dan three in one yang tidak berjalan mulus. Kemacetan di Jakarta adalah penyumbang pemborosan energi yang sangat besar. Selain pemborosan, dampak lain adalah kualitas udara yang buruk sehingga kualitas hidup juga buruk. Hal ini berdampak udara di jakarta semakin panas dan kebutuhan energi untuk pendingin ruangan meningkat.
                Untuk menghemat penggunaan energi BBM yang kian mahal dan menghabiskan subsidi pemerintah maka sebaiknya dimulai dengan pembangunan transportasi publik yang baik. Mungkin opsi jenis tranportasi publik untuk Jakarta menjadi terbatas karena keterbatasan lahan dan kondisi jalan yang sangat padat. Namun, untuk kota-kota lain sebaiknya segera mengembangkan jenis transportasi umum yang sesuai dengan daerahnya. Saya sendiri sering mengambil opsi menggunakan kereta dari DI Yogyakarta ke Solo karena selain murah, tidak capek dan resiko kecelakaan kecil. Belakangan ini kereta dari rute DI Yogyakarta –Solo malah dikurangi jam operasinya padahal setiap hari selalu dipenuhi orang. Untuk kenyamanan masih kurang tetapi kereta ini bebas dari pedagang asongan. Kita tahu bahwa keselamatan di jalan adalah milik semua pengguna jalan, tetapi semakin hari pengguna jalan semakin agresif sehingga membahayakan orang lain ditambahlagi kondisi jalan yang tidakselalu baik. 
                Mungkin tidak setiap hari kita bepergian jauh, rutinitas kita cenderung berada di lingkungan sekitar kita. Bagi mahasiswa yang kebanyakan kos di sekitar kampus dominasi mobilitas hanya di sekitar wilayah kampus. Untuk jarak dekat seperti 300 meter sampai 500 meter sebaiknya menggunakan sepeda. Seperti yang dirintis UGM di wilayah kampusnya yang mengurangi kendaraan bermotor dan menggiatkan penggunaan sepeda. Jika mobilitas untuk sektor pendidikan dapat dialihkan menggunakan transportasi umum dan sepeda maka bukan mustahil konsumsi BBM Indonesia dapat turun drastis.